Pembelajaran tematik terpadu merupakan metode pembelajaran yang secara khusus menghubungkan beberapa aspek dalam mata pelajaran ataupun antar mata pelajaran. Melalui integrasi ini, siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang lengkap, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Makna pembelajaran tematik terpadu merupakan metode pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan siswa pengalaman yang bermakna. Dalam pembelajaran tematik terpadu dianggap bermakna, artinya siswa akan memahami konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan terhubung dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran tematik terpadu yang diterapkan di SD dalam kurikulum 2013 berlandaskan pada Permendikbud Nomer 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa “Berdasarkan standar kemampuan lulusan dan standar isi, prinsip pembelajarannya dari pembelajaran parsial untuk pembelajaran tematik terpadu.” Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan dengan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik terpadu dari kategori tingkat kelas rendah sampai kelas tinggi.
Pembelajaran tematik untuk saat ini sudah bukan menjadi hal baru. Sejak diterapkannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) 2006, para guru mulai diperkenalkan dengan pembelajaran tematik. Seperti kita ketahui bersama, kurikulum 2013 akan menggunakan metode pembelajaran tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif adalah ilmu yang memadukan berbagai kemampuan berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Tema merupakan topik bahasan yang akan dipelajari oleh siswa.
Integrasi tersebut meliputi integrasi kemampuan, sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran, serta integrasi dari berbagai konsep dasar yang terkait pada mata pelajaran lain. Sedangkan pada fungsi tema adalah untuk menanamkan makna dari berbagai konsep dasar, sehingga siswa tidak secara parsial mempelajari konsep-konsep dasar tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran memberikan makna yang utuh kepada siswa. Memberi makna yang utuh akan membuat siswa lebih aktif dalam menyikapi atau menghadapi suatu peristiwa. Siswa dapat memahami suatu fenomena dari semua aspek.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada partisipasi siswa dalam proses pembelajaran secara aktif. Dengan hal ini, siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan menerima pelatihan, sehingga mereka dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari. Melalui pengalaman langsung, siswa akan memahami konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah mereka pahami sebelumnya. Menurut pemikiran Piaget, pembelajaran harus bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
Sehingga, dalam proses pembelajaran guru harus memposisikan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran. Guru menempatkan siswa pada pembelajaran mandiri, menampung ide-ide dari siswa, memberikan informasi yang minim dalam interaksi di dalam kelas, dan mengajukan pertanyaan secara lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang muncul di sekitar siswa. Tujuannya agar siswa dapat berpartisipasi langsung dalam proses berpikir internal.
Oleh karena itu, pembelajaran harus meliputi tiga kegiatan yaitu kegiatan eksplorasi, kegiatan elaborasi dan kegiatan konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi, antara lain guru mempersilakan siswa untuk mencari dan mengumpulkan informasi dengan menggunakan media untuk memperkaya pengalaman dalam pengelolaan informasi, meningkatkan interaksi siswa sehingga membuat siswa lebih aktif, mendorong siswa, dan mengamati berbagai gejala, menangkap tanda-tanda yang membedakannya dari gejala pada peristiwa lain, mengamati objek di lapangan dan di laboratorium.
Dalam kegiatan elaborasi, guru mendorong siswa untuk membaca dan menuliskan hasil dari kegiatan eksplorasi dengan cara berdiskusi dan mendengarkan pendapat untuk memahami sesuatu secara mendalam, menganalisis kekuatan atau kelemahan argumentasi untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang sesuatu, menjalin kesepakatan melalui kegiatan kerja sama dan kolaborasi, membiasakan siswa dengan membaca dan menulis, menguji prediksi atau hipotesis, meringkas dan menulis laporan atau menulis bersama
Dalam kegiatan konfirmasi, guru akan memberikan umpan balik pada hasil pengalaman belajar siswa, menggunakan teori dari penguasaan guru untuk memahami kelebihan dan kekurangan terhadap hasil belajar, menambah informasi yang harus dikuasai siswa, mendorong siswa untuk menggunakan berbagai pengetahuan dari sumber terpercaya untuk lebih meningkatkan penguasaan kemampuan belajar mereka dan membuatnya lebih bermakna. Dari ketiga kegiatan tersebut pembelajaran akan menjadi lebih interaktif, mencerahkan, menghibur, dan menantang, sehingga dapat merangsang kemampuan siswa untuk berpartisipasi secara aktif, serta memberikan inisiatif dan kreativitas yang cukup kepada siswa berdasarkan bakat, minat, serta perkembangan fisik dan mentalnya. Agar mampu mewujudkan siswa dengan inovasi, kreativitas dan produktivitas.
Pada kenyataannya pada pembelajaran tematik dengan menggunakan kurikulum 2013 banyak kekurangannya misalnya dalam kegiatan pembelajaran harus membutuhkan waktu yang relatif lama untuk menerapkannya. Karena dalam tematik terdapat berbagai mata pelajaran yang harus diterapkan. Meskipun begitu guru juga sudah terbiasa dengan pembelajaran menggunakan kurikulum 2013 pada saat ini. Sehingga siswa tidak hanya fokus pada satu mata pelajaran melainkan bisa mengaitkan dengan antar mata pelajarn yang lainnya.