JURNAL ONLINE – Permasalahan terkait dengan lingkungan sangatlah penting karena mempengaruhi kualitas hidup kita dan hidup anak turun kita di masa mendatang. Bencana alam yang terjadi saat ini selain siklus alam juga tidak lepas dari peran manusia dalam merawat lingkungan,cara pandang manusia dalam melihat lingkungan ini juga sangat berpengaruh dalam krisis lingkungan saat ini.
Paradigma Antroposentrisme memandang bahwa manusia sebagai pusat dari alam semesta dan hanya manusia yang mempunyai nilai. Sementara alam dan segala isinya sekedar sebagai alat pemuas kepentingan dan kebutuhan hidup manusia.
Paradigma Biosentrisme memandang bahwa tidak benar apabila hanya manusia yang mempunyai nilai pada dirinya sendiri yang terlepas dalam kepentingan manusia,sehingga semua makluk pantas mendapat pertimbangan dan kepedulian moral. Alam perlu di perlakukan secara moral, terlepas dari apakah dia bernilai atau tidak.
Paradigma Ekosentrisme memandang secara ekologis, makluk hidup dan benda abiotis lainnya saling berkaitan satu sama lainnya. Sehingga menjadi kewajiban dan tanggung jawab moral. Tidak di batasi pada makluk hidup, tetapi juga berlaku kepada setiap ekologis.
Sedangkan bagi para seluruh pemimpin agama, pandangan terhadap lingkungan bukan merupakan suatu yang baru. kesadaran pemimpin agama kepada lingkungan tersebut diadakannya Pertemuan yang diadakan oleh World Wildlife Fund (WWF) tahun 1986 ini untuk mengumpulkan seluruh pemuka agama guna menghadapi krisis lingkungan dan konservasi alam yang terjadi di bumi, dan menghasilkan: “Deklarasi Assisi” dimana masing masing agama memberikan pernyataan tentang peran mereka dalam melestarikan alam:
“Kerusakan lingkungan hidup merupakan akibat dari ketidak taatan, keserakahan dan ketidak perduliaan (manusia) terhadap karunia besar kehidupan.” (Budha).
“Kita harus, mendeklarasikan sikap kita untuk menghentikan kerusakan, menghidupkan kembali menghormati tradisi lama kita (Hindu).”
Tampilkan Semua