Karena itu, kita butuh bermandikan doa, berpeluh usaha, dan bersiram istiqimah. Kita harus bersiap diri menyambut kehadirannya! bersiap rasa menemui kedatangannya. Tanpa itu, kita akan menanti dalam kelalaian! menunggu dalam kelupaan. Semoga kita semua ditemui Lailatul Qadar dalam keadaan terbaik, dan menjadi manusia yang layak menerima hadiah dari Allah berupa Lailatul Qadar.
Sebagai penutup, kita perlu merenungi ucapan Sayyid Abdul Aziz al-Darani berikut ini:
عباد الله: إن شهر رمضان مضمار السابقين وغنيمة الصادقين، فيه تضاعف الأعمال وتحط الأوزار الثقال، وفيه يجاب السؤال ويغفر المستغفر ويقال، وفضائله فوق ما يقال فهو غرة الدهور ومصباح الشهور، ثم فيه ليلة القدر التي جعل الله عبادتها خيرا من عبادة ألف شهر
Terjemah bebas: “(Wahai) hamba-hamba Allah, sungguh bulan Ramdhan adalah gelanggang (perlombaan) orang-orang terdahulu dan ghanimah bagi orang-orang yang jujur. di dalamnya (pahala) amal-amal dilipat-gandakan, dan dosa-dosa yang berat diringankan. di dalamanya permohonan (doa) dikabulkan, dan diampuni (dosa-dosa) orang yang meminta ampunan. Keutamaannya di atas apa yang dikatakan (atau dijelaskan), karena bulan Ramadhan adalah kemuliannya masa (waktu) dan pelitanya bulan. Kemudian di dalamnya ada Lailatul Qadar yang Allah jadikan beribadah (di dalam)nya lebih baik dari ibadah seribu bulan.” (Sayyid Abdul Aziz al-Darani, Thahârah al-Qulûb wa al-Khudlû’ li ‘Allâm al-Ghuyûb, 2003, h. 166).
Wallahu a’lam bish-shawwab
Muhammad Afiq Zahara, alumni PP. Darussa’adah, Bulus, Kritig, Petanahan, Kebumen