Misal saja saya memesan Gas Rolek, mereka malah menjualnya dengan harga ditas harga pasar, padahal saya memiliki gas rolek juga 2 buah. Kata x.
Maka dari itu sistem makloon lebih baik dari beternak ayam sistem kemitraan. Pasalnya dalam sistem Makloon tidak ada jaminan seperti BPKB, hanya modal kandang, termasuk air, dan wadah pakan.
Saya yakin tak ada peternak yang mengurus ayam asal-asalan, karena mereka juga tau perawatan yang baik, bobot yang baik akan mempengaruhi bayaran yang diterima. Semakin baik ya semakin baik pula. Ujar x.
Waktu saya ternak ayam makloon, ayam datang ada uang operasional, dan saya gunakan untuk membeli bahan bakar, dalam hal ini serbuk gergaji untuk dimasukan ke dalam drum dan lalu dibakar guna menghangatkan ruangan.
Untuk jangka waktu beternak ayam sistem makloon juga jangka waktunya relatif lebih cepat berkisar 28 sampai 35 hari. Hasil yang diperoleh pun tak jauh berbeda dengan kemitraan, hampir selalu dapat setiap panennya. Perhitungannya per ekor 1000 rupiah dan bisa lebih, jika katakanlah ternak dengan 3000 ekor ayam dimulai DOC (Day Old Chicken) dan katakan mati 100, bobotnya bagus, maka saya bisa dapat 2.9 juta belum diplus dikasih uang operasional kan lebih dan bonus kalau bagus juga ada. Kata dia
Hanya saja kini perusahaan makloon banyak yang bangkrut hingga gulung tikar semenjak harga ayam lebaran tahun lalu anjlok karena permainan broker.
Disinggung terkait beternak ayam dengan modal sendiri, X menilai banyak resikonya dan untungnya minim, pasalnya ia pernah mencobanya meski dengan skala kecil.
“Beternak sendiri membutuhkan modal yang tidak sedikit, selain itu harga 1 box DOC mahal, obatan-obatan dan termasuk biaya perawatan mahal. Jika dihitung malah kadang pas, kadang rugi dan kadang untung. Misalnya harga pur, kalau peternak biasa beli pur ditoko bisa 350 keatas tergantung merk dan kualitas, namun jika perusahaan karena mereka beli skala besar maka harga jauh lebih murah.” Terang x yang mengaku pernah bekerja di Poultry Shop, sehingga ia tau.
Tampilkan Semua