Selain itu, penggunaan aplikasi tersebut sangat mudah. Masyarakat cukup mengunduh aplikasi Bank Sampah Pancadaya di gadget masing-masing melalui Google Play Store.
Pada aplikasi bank sampah tersebut telah disediakan beberapa fitur layanan yang akan memudahkan masyarakat untuk menjadi nasabah.
Hanya autodidaktik
Rizky merupakan alumnus dari Program Studi Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Padang (UNP) sejak 2018 lalu.
Ia mengaku sewaktu kuliah tidak pernah belajar tentang pembuatan aplikasi. Karena saat kuliah lebih terfokus pada media pembelajaran dan pendidikan.
“Sehingga untuk pembuatan aplikasi ini, saya memang autodidaktik,” kata dia.
Risky menceritakan pembuatan aplikasi bank sampah tersebut berawal dari tawaran seorang dosen Unitas Padang yang berinisiatif mengadakan aplikasi bank sampah dalam bentuk digital.
“Akan tetapi pihak Unitas hanya mewadahi pengadaan aplikasi, bukan untuk pembuatan aplikasinya sehingga Risky ditawari untuk membuat aplikasi itu,” kata dia.
Akhirnya, Risky mencoba membuat aplikasi bank sampah hanya bermodalkan ilmu dari internet. Kemudian ia pun belajar dari artikel di Google yang berkaitan dengan pembuatan aplikasi bank sampah.
Pembuatan aplikasi tersebut tidak terlalu rumit, hanya berlangsung sekitar dua pekan. Namun, sedikit terkendala pada saat publikasinya, karena belum punya developer sendiri. Untuk pembuatan developer pun harus membayar sekitar Rp650.000 sehingga harus menunggu 14 hari untuk terbit di Google Play Store.
“Alhamdulillah sekarang aplikasi tersebut sudah bisa diunduh di Google Play Store,” ujar dia.
Kemudian terkait desain logo bank sampah pancadaya yang berbentuk tangan dan berwarna hijau tersebut juga merupakan karya Risky sendiri yang dipelajari autodidaktik.
“Kalau desain logonya juga ide saya sendiri. Kalau belajar mendesain sudah sejak kuliah,” kata dia.
Tampilkan Semua