Santri di Persimpangan Jaman Digital

ilustrasi santri
ilustrasi santri

PURBALINGGA, JURNAL ONLINE – PERADABAN manusia berkembang seiring perkembangan pemikiran manusia. Namun pola pikir manusia bisa saja berubah karena pengaruh kemajuan zaman. Seperti tujuan seseorang mengirim anak ke pesantren di era millenial ini.

Hal ini bisa dilihat dari pertanyaan orang tua saat hendak mengirim anak ke pesantren. Dahulu ditanyakan utamanya adalah tentang kitab yang diajarkan atau kiai pengasuhnya lulusan pesantren mana. Namun sekarang yang ditanyakan, dipesantren itu bagaimana tempat tidurnya springbed atau kasur biasa? Ruang tidurnya ber-AC tidak? Masih banyak lagi pertanyaan.

Banyak pergeseran makna dan tujuan orang mengirim anak ke pesantren. Apakah mencari ilmu sekaligus mencari berkah ilmu dari para pemilik ilmu, atau hanya mencari ilmu saja.

Padahal menjadi santri jelas memiliki ilmu pengetahuan yang saat ini mampu sejajar dengan yang di dapat dari lembaga lain. Perkembangan kehidupan pesantren juga mengikuti zaman dari tahun-ke tahun mengalami kemajuan.

Peran santri dalam pengabdiannya untuk umat dan bangsa mampu mewarnai dinamika kemajuan bangsa dengan karya dan berbagai kontribusi aktif di dalamnya. Meskipun dinamika kehidupan berbangsa kian mengalami perubahan, akibat arus informasi melalui berbagai macam media mutakhir.

Kehidupan santri hari ini yang juga tidak terlepas dari pengaruh media dan informasi yang turut memengaruhi pola pikir dan tingkah laku santri. Perilaku-perilaku seperti cara berpakaian, musik favorit, kisah asmara, sampai kepada way of life santri mengalami berbagai macam perubahan.

Tentu perubahan dapat bernilai negatif maupun positif tergantung bagaimana santri dapat memfilter dampak yang dapat terjadi serta keteguhannya untuk tidak meninggalkan identitasnya sebagai santri. Santri zaman now santri yang tanggap akan kemajuan zaman namun tidak meninggalkan ciri kesantriannya.

Santri zaman now, adalah bagian dari generasi millenial yang tentunya tidak terlepas dari karakteristik generasi millenial itu sendiri. Yaitu generasi yang lahir pada tahun 1981-2000 yang memiliki karakteristik masyarakat era digital.

Namun hidup di zaman apa pun, santri sangat fleksibel, seperti ajaran Islam yang dipelajarinya dari Alquran dan Al Hadist, yang tetap up to date di zaman kemarin, hari ini, hingga hari akhir nanti.

Santri zaman digital ini mampu menjadi pelopor perkembangan peradaban manusia terutama bagi kemajuan peradaban bangsa Indonesia masa kini dan masa mendatang. Selain ilmu agama, santri harus pula memiliki ilmu untuk menghadapi zaman, termasuk menghadapi era industri 4.0.

Sebuah keniscayaan di era sekarang era digital, kita harus bisa beradaptasi dan mempelajari sebuah arus teknologi yang semakin maju perkembangannya.

Jika kita tidak mampu mengimbangi peradaban dan mau dibilang ketinggalan zaman, pastinya kita akan bisa tenggelam sendiri dan tidak akan bisa menjadi apa- apa dan tidak bermanfaat, tentunya.

Sekarang istilah digital lebih bekennya dengan istilah IoT (Internet of Thing). Sebuah jaringan internet dengan perlahan-lahan menguasai setiap lini dalam kehidupan kita. Memang derap kencangnya arus informasi selalu membawa banyak kemajuan di berbagai bidang, namun jika tidak hati-hati, sebaliknya, bisa menjadi bomerang bagi diri kita sendiri.

Di dalam jagad dunia maya, orang bebas mengekspresikan sekehendaknya tanpa batas-batas apapun. Mau jualan bisa, mau curhat bisa, mau pamer apalagi info-info yang mengandung fitnah dan hoaks. Seringkali info apapun yang tersebar di internet mudah diakses, dibaca oleh siapapun dan menyebar dengan kecepatan yang luar biasa.

Apa yang kita share sekarang ini, bisa dibaca dan sampai ke belahan dunia manapun. Jikalau kita tidak berhati-hati menginformasikan apapun yang telah kita sebar bisa saja disalah-gunakan atau dijadikan fitnah oleh orang lain.

Sebetulnya internet bukanlah sebuah ancaman atau mendapatkan asumsi, dan persepsi negatif bagi kalangan pesantren, apabila dapat disikapi secara baik dan positif. Memang tidak bisa kita pungkiri, bahwa dalam arus besar teknologi saat ini, tidak bisa tidak banyak memuat info-info maupun konten negatif, yang berisi ancaman, kebencian, radikalisme, intoleransi, fitnah dan hoax yang merajalela.

Peran Santri di Era Digital

Saya kira disitulah letak strategis sebagai seorang santri yang cerdas dalam berinternet, pandai memilah dan memilih informasi, sekaligus menangkal dan menangkis konten-konten negatif serta memberi informasi yang berguna di masyarakat. Santri zaman sekarang haruslah aktif membela dan memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara dari konten-konten negatif tersebut, secara masif dan menyeluruh.

Kita haruslah bisa menggunakan internet sesuai kebutuhan, dan kalau perlu malahan haruslah bisa menambahkan nilai ekonomi maupun produktivitas kerja. Internet jangan hanya digunakan untuk berhura-hura dan berbagai hal yang tidak ada manfaatnya. Hal ini bisa di dapat apabila sikap optimis dan positif terus bisa dijaga.

Derap kemajuan zaman, bukanlah hal yang harus kita hindari. Sebaliknya, kita harus bersiap menyongsong dan menyesuaikan diri, serta mengambil sisi positif dan keuntungan yang mungkin bisa kita raih.

Masih ada harpan yang perlu di dambakan para santri agar bisa lebih aktif, mandiri, cakap, tidak ragu dalam setiap mengambil langkah-langkah dan bersiap menatap cerahnya masa depan. Jadi, santri tidaklah cukup mengaji, tapi masih perlu berjuang untuk menyelesaikan tesis demi gelar magister, dan bercita-cita dapat meraih gelar doktor dan kalau bisa professor juga.

Santri haruslah seperti paku, yang dipukul terus namun sudah jelas manfaatnya. Ketika membuat sebuah rumah, yang bisa menyatukan antara usuk, reng dan papan lainnya, itu cuma paku. Walaupun rumah itu sudah jadi berdiri, tidak ada yang memuji paku tersebut karena pakunya tidak terlihat. kalaupun terlihat menonjol paku itu akan dipukul lagi sampai tidak terlihat.

Di tanggal 22 Oktober ini, tiada kata terindah yang terucap, Selamat Hari Santri!

Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait